Oleh: Riski Maulana Akbar – Bendahara Umum PCPM Semampir
Di dalam tubuh organisasi, keuangan adalah darah yang mengalirkan energi pada setiap aktivitas. Ia bukan sekadar catatan angka di buku kas, melainkan fondasi utama yang menentukan apakah visi bisa diwujudkan atau hanya jadi wacana.
Bagi kami di PCPM Semampir, menata keuangan bukan tugas kecil—ia adalah urusan strategis yang menyangkut marwah gerakan. Sebagai bendahara, saya sering mendengar keluhan seperti: “Kegiatannya bagus, tapi dananya belum ada.” Sayangnya, kalimat semacam ini menjadi pembenar stagnasi.
Padahal, jika keuangan dikelola dengan rapi, transparan, dan kreatif, tidak ada program yang mustahil dijalankan. Dari Angka ke Arah Langkah pertama yang sering disepelekan adalah menyusun budget plan—bukan yang copy-paste dari tahun lalu, tapi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan prioritas program.
Dari sinilah organisasi belajar berpikir taktis: berapa yang dibutuhkan, dari mana dana didapat, dan ke mana uang akan dibelanjakan.
Setiap pemasukan dan pengeluaran harus terdokumentasi, baik secara manual maupun digital. Bukan sekadar formalitas, tapi bukti bahwa organisasi ini serius, profesional, dan bisa dipercaya.
Transparansi Bukan Pilihan, Tapi Kewajiban Keuangan yang sehat lahir dari keterbukaan. Kita tidak bisa membiarkan urusan kas jadi ‘rahasia dapur’ pengurus. Anggota perlu tahu bagaimana kondisi keuangan organisasi. Bukan untuk mencari-cari kesalahan, tapi demi membangun rasa memiliki.
Update laporan keuangan secara berkala di grup pengurus atau forum internal bukan hanya soal laporan—itu cara membangun budaya jujur dan akuntabel.
Dari Bertahan ke MandiriOrganisasi tidak bisa selamanya hidup dari iuran atau donatur yang tak pasti. Sudah waktunya kita berpikir jangka panjang: membangun unit usaha, menjalin kerja sama strategis, atau mengelola aset agar produktif.
Ini bukan mimpi, tapi langkah nyata menuju kemandirian. Menata Keuangan, Mengawal Gerakan Menjadi bendahara bukan hanya menjaga saldo tetap aman, tapi menjaga arah gerakan tetap lurus. Karena di balik setiap rupiah, ada amanah. Dan di balik setiap laporan keuangan yang rapi, ada semangat untuk menjaga organisasi tetap hidup dan bermartabat.
“Keuangan organisasi bukan hanya tentang angka, tapi tentang integritas dan arah gerakan.”