Oleh : Ahmad Fathullah, M.Pd | Kepala LKSA Muhammadiyah Semampir; PCPM Semampir Bidang Dakwah
Dalam Al-Qur’an, cahaya (an-nur) sering digunakan sebagai simbol petunjuk, ilmu, dan keimanan. Cahaya datang dari Allah, lalu disalurkan kepada para nabi, dan kemudian diteruskan oleh umat yang berjuang.
۞ اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌۙ ٣٥
“Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nur: 35)
Dalam konteks gerakan, cahaya bukan sekadar metafora religius, tetapi misi sosial. Menjadi cahaya berarti:
• Hadir di tengah kebingungan dengan ilmu
• Hadir di tengah kemiskinan dengan kepedulian
• Hadir di tengah kekosongan nilai dengan keteladanan
• Hadir di tengah konflik dengan keteduhan
Muhammadiyah sejak awal telah menempatkan kader-kadernya untuk menjadi cahaya di tempat gelap: mendirikan sekolah di kampung miskin, mendirikan panti di kota penuh kelam, dan menyalakan dakwah di daerah yang rawan nilai.
Tiga Pilar Strategis Gerakan Pemuda Muhammadiyah ke Depan
Dalam refleksi kaderisasi dan gerakan di Semampir, ada tiga pilar utama yang harus menjadi fokus:
1. Spiritualitas yang Mendasar
Gerakan pemuda harus berpijak pada nilai spiritual yang kokoh. Bukan sekadar ritual, tapi spiritualitas yang membentuk karakter. Shalat yang khusyuk, puasa yang mendidik, dan dzikir yang membangun kesadaran sosial. Pendidikan iman adalah benteng pertama melawan zaman gelap.
“Jangan pernah lepaskan Al-Qur’an dan shalat malam jika ingin selamat memimpin umat.” KH Ahmad Dahlan
2. Intelektualitas dan Literasi Sosial
Kader Muhammadiyah harus mampu berpikir. Mereka harus bisa membaca realitas sosial, memahami teori perubahan, dan menulis gagasan. Dunia digital harus dilawan dengan literasi. Oleh karena itu, budaya baca, diskusi, dan menulis harus menjadi gaya hidup kader.
Program seperti pelatihan jurnalistik dakwah, bedah buku, kajian tafsir sosial, dan sekolah ideologi harus diperluas dan diperkuat.
3. Aktivisme Sosial dan Kepekaan Komunitas
Gerakan Pemuda Muhammadiyah tidak boleh eksklusif. Ia harus berada di tengah masyarakat: menjadi guru di sekolah informal, menjadi relawan bencana, menjadi pendamping warga miskin, dan menjadi penyambung aspirasi masyarakat. Aktivisme sosial bukan pelengkap, tapi inti gerakan.
Program seperti rumah literasi kampung, dapur solidaritas, layanan kesehatan gratis, atau advokasi pendidikan warga miskin harus menjadi agenda berkelanjutan.
Kepemimpinan yang Adaptif dan Melayani
Pemimpin bukan tentang jabatan. Pemimpin adalah pelayan nilai. Pemuda Muhammadiyah Semampir harus melahirkan pemimpin yang:
• Mau belajar dan mendengar
• Siap turun tangan, bukan cuma mengarahkan
• Mampu beradaptasi dengan teknologi dan perubahan sosial
• Peka terhadap kebutuhan masyarakat
Dalam menghadapi era digital, urbanisasi, dan krisis nilai, pemimpin harus mampu memadukan hikmah masa lalu dan strategi masa kini.
“Pemimpin yang sejati adalah mereka yang bisa hidup bersama rakyat, berjalan bersama kader, dan tidak kehilangan akarnya.” KH Buya Syafii Maarif
Tantangan Baru: Urbanisasi, Politisasi Agama, dan Polarisasi Sosial
Zaman kini menghadirkan tantangan yang lebih rumit dari sebelumnya. Di antaranya:
• Urbanisasi cepat menyebabkan anak muda kehilangan akar budaya dan identitas agama
• Politisasi agama menciptakan fragmentasi umat, bahkan di tingkat organisasi
• Polarisasi sosial dan politik menyebabkan kader lebih sibuk berdebat ketimbang bergerak
Pemuda Muhammadiyah harus menjadi penyejuk. Mereka harus menjaga netralitas, memperjuangkan substansi dakwah, dan membangun komunikasi lintas kelompok.
Masa Depan Gerakan: Digitalisasi dan Internasionalisasi
Muhammadiyah sudah melangkah ke era digital dan global. Maka kader di Semampir juga harus siap:
• Membangun dakwah digital: konten edukatif, literasi media, dan narasi Islam berkemajuan
• Menyusun basis data kader dan peta dakwah berbasis teknologi
• Menjalin kolaborasi internasional: forum pemuda, komunitas diaspora, dan solidaritas global untuk isu Palestina, kemanusiaan, dan lingkungan
Digitalisasi bukan sekadar tren, tapi cara baru menyampaikan nilai lama. Internasionalisasi bukan mimpi muluk, tapi tanggung jawab dari gerakan yang sudah berusia lebih dari satu abad.
“Bukan Saatnya Ragu”
Kepada seluruh kader Pemuda Muhammadiyah Semampir dan generasi muda Islam di mana pun berada:
Jangan ragu. Jangan takut. Bangkitlah. Bukan saatnya bertanya siapa yang akan memulai. Kitalah yang harus menjadi pelopor.
Menjadi cahaya bukan soal besar kecilnya cahaya. Tapi apakah cahaya itu dinyalakan atau tidak. Sebab dunia hari ini tidak membutuhkan orang yang sempurna tapi orang yang mau berjuang. Dan kader Muhammadiyah adalah mereka yang memutuskan untuk tetap bergerak, bahkan ketika semua orang diam.
Dakwah Pencerahan di Tengah Gelapnya Dunia
Gerakan Pemuda Muhammadiyah Semampir bukan hanya bagian dari struktur organisasi. Ia adalah bagian dari denyut kehidupan umat. Gerakan ini akan hidup selama kadernya mau belajar, mau berubah, dan mau melayani.
Sebagaimana pesan dari KH Ahmad Dahlan:
“Sesungguhnya Islam itu tinggi, dan tidak ada yang lebih tinggi daripadanya.”
Mari kita jaga cahaya ini. Mari kita terus bergerak. Mari kita menjadi pelita bagi zaman yang gelap, seterang-terangnya. Dan mari kita yakini, bahwa bersama Allah, perjuangan ini akan menjadi berkah.