
Oleh : Lucky Wahyu Satria – Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi PCPM Semampir
– Kaderisasi bukan sekadar program tahunan, bukan pula hanya agenda formal organisasi. Di PCPM Semampir Surabaya, kaderisasi adalah proses hidup yang menyatu dalam keseharian, tumbuh dari obrolan ringan, diperkuat dalam diskusi, dan diwujudkan dalam aksi nyata.
Pendekatan kaderisasi PCPM Semampir memiliki gaya tersendiri. Tidak melulu dalam ruang kelas berformat pelatihan, tetapi hadir secara kontekstual dalam ruang-ruang yang dekat dengan kehidupan anak muda: warung kopi, lapangan futsal, media sosial, hingga kegiatan sosial kemasyarakatan.
Ngopi bersama menjadi tradisi produktif. Di balik canda dan tawa yang akrab, selalu terselip ruang untuk berbagi ide, menggagas kegiatan, dan merumuskan solusi. Di situ, gagasan lahir tanpa tekanan, dan semangat gerakan tumbuh dari kesadaran, bukan paksaan.
Diskusi menjadi ruh penting dalam proses mengkader. PCPM Semampir membuka ruang bagi setiap kader untuk berpikir kritis, menyampaikan pandangan, dan membiasakan diri berdialektika. Bukan hanya soal setuju atau tidak, tetapi tentang membangun pemahaman yang utuh terhadap gerakan, nilai, dan arah Muhammadiyah.
Namun proses kaderisasi tidak berhenti di teori. Aksi nyata menjadi wujud kesungguhan. Kader PCPM Semampir terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan sosial, advokasi lingkungan, dakwah komunitas, hingga sinergi dengan ortom dan lembaga di tingkat cabang maupun ranting. Dari situlah muncul keberanian, kepedulian, dan kepekaan sosial.
Gaya kaderisasi ini menekankan pada pendekatan personal. Kader tidak hanya dianggap sebagai objek kegiatan, tetapi sebagai bagian dari keluarga gerakan. Pendampingan dilakukan dengan akrab dan dialogis, bukan hanya lewat materi, tetapi lewat keteladanan dan keterlibatan.
PCPM Semampir percaya bahwa kader tidak dibentuk dalam waktu semalam. Ia tumbuh dalam proses yang panjang: belajar, mencoba, gagal, bangkit, lalu berani memimpin. Maka fokus utama bukan pada berapa banyak yang hadir, tetapi seberapa dalam mereka terlibat.
Kader sejati bukan yang paling aktif mencatat kehadiran, tetapi yang siap hadir saat dibutuhkan. Bukan yang sekadar paham AD/ART, tetapi yang mampu menjadikannya pedoman dalam bertindak. Bukan yang ramai dalam forum, tetapi yang tetap bergerak meski tak disorot kamera.