Oleh: Moch. Alfandi Bachris (Sekretaris Umum PCPM Semampir)
Seringkali kita mendengar ungkapan dari sebagian orang, “Di Muhammadiyah itu tidak ada kehidupan.” Kalimat ini tentu menyentak dan menimbulkan banyak pertanyaan, terutama bagi mereka yang telah lama berkhidmat dalam organisasi ini. Namun, perlu kita pahami bersama. Muhammadiyah bukanlah tempat untuk mencari kehidupan dalam arti material. Sebaliknya, ini adalah tempat untuk memberikan kehidupan kepada umat.
Muhammadiyah adalah wadah perjuangan. Ia bukan ladang untuk mengeruk keuntungan pribadi, tapi ladang untuk menanam amal jariyah yang terus mengalir pahalanya. Siapa pun yang bergabung di dalamnya harus menyadari bahwa ini adalah gerakan dakwah dan tajdid, bukan organisasi profit. Maka dari itu, bila orientasi kita masuk ke Muhammadiyah hanya demi jabatan, popularitas, atau materi, maka kita telah salah niat sejak awal.
Kami di PCPM Semampir menyaksikan betapa para kader muda Muhammadiyah terus bergerak tanpa pamrih. Mereka meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk umat. Meski kadang tanpa pujian, bahkan tanpa terlihat. Ini adalah bukti nyata. “Kehidupan” yang dicari di Muhammadiyah bukanlah harta atau pangkat. Melainkan, nilai-nilai perjuangan, keikhlasan, dan keabadian amal.
Jangan mencari kehidupan di Muhammadiyah. Carilah kebermaknaan hidup. Karena justru dengan berjuang di Muhammadiyah, kita sedang menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat. Kita sedang menjadi bagian dari sejarah panjang peradaban bangsa. Dan yakinlah, Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap tetes keringat perjuangan.
Jika engkau ingin hidup tenang dengan gaji besar dan kenyamanan, mungkin ada tempat lain. Tapi jika engkau ingin hidup bermakna, berjuang untuk umat, dan ingin menjadi bagian dari gerakan Islam yang tercerahkan, Muhammadiyah adalah tempatmu.
Karena Muhammadiyah bukan tempat mencari kehidupan, tapi tempat memberi kehidupan.
Di sinilah kita belajar arti hidup dari sisi yang lebih dalam: menjadi orang yang bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk banyak orang. Kita tidak dibayar dengan uang, tapi kita dibayar dengan keberkahan waktu, luasnya silaturahmi, dan limpahan pahala. Kita mungkin tak dikenal banyak orang, tapi dikenal oleh langit karena konsistensi kita dalam berjuang.
Akhirnya, mari kita teguhkan kembali niat kita. Bergabung dalam Muhammadiyah bukan untuk menjadi siapa-siapa. Melainkan untuk menjadi hamba Allah yang setia berdiri di barisan pejuang dakwah. Kita harus menebar cahaya Islam di manapun berada.
Karena sekali lagi, hidup bukan tentang seberapa banyak yang kita dapat, tapi seberapa besar yang bisa kita berikan.